Social Icons

Featured Posts

Senin, 23 Juni 2014

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

(Dialihkan dari PSSI)
Langsung ke: navigasi, cari
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
AFC
Lambang asosiasi
Didirikan 1930
Bergabung dengan FIFA 1952
Bergabung dengan AFC 1954
Presiden Djohar Arifin Husin
(9 Juli 2011–sekarang)
Situs web resmi www.pssi-football.com
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo.
PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia. Ketua Umum PSSI sejak 9 Juli 2011 adalah Djohar Arifin Husin.

Daftar isi

Sejarah

Sejarah perkumpulan sepak bola di Indonesia

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) pada tahun 1936milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia.[1]
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Pada tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an[2].

Sejarah PSSI

PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.

Logo lama PSSI.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.

Kontroversi

PSSI pada masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia.

Kasus korupsi Nurdin Halid

Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.[3] Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasional.[4][5] Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak[6][7][8]; Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu)[9], Ketua KONI[10], dan bahkan FIFA[9][11][5] menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.[12] Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara.[9][10][13][14] Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must not have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa Inggris: "... must not found guilty of a criminal offense...").[15][16] Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI.[14][17]

Reaksi atas Liga Primer Indonesia

Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.[18] Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.[19] Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[19] organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[20] "tarkam",[21] dan "banci."[22] LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.[23]
Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasi[24] dan tidak diundang dalam Munas PSSI.[25] Padahal klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam kongres.[26] Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir.[26][27]

Kisruh dan pembentukan komite normalisasi

Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI. Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau, masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara.[28]
Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid.[29] Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari 2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI.
Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei 2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.

Pemecatan Alfred Riedl

Pemecatan dan penunggakan gaji Alfred Riedl menimbulakan hal yang kontroversial karena pihak PSSI mengaku bahwa Alfred Riedl dikontrak oleh Nirwan Bakrie dan bukan oleh PSSI akan tetapi Alfred Riedl membantah hal tersebut dan membawa persoalan ini ke FIFA dan kasus ini belum terselesaikan.[30]

Kisruh Indonesian Premier League

Setelah berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era kompetisi baru.Dalam pembentukan IPL banyak masalah yang terjadi karena aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI.Pembentukan IPL mendapat tekanan dari 12 klub sepak bola atau kelompok 14 karena kompetisi berjumlah 24 klub dan 6 klub diantaranya langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI meyakinkan bahwa untuk memenuhi standard kompetisi profesional AFC, klasemen musim sebelumnya (musim 2010/2011) dihapuskan. Sebagai gantinya, yang dilihat adalah poin tertinggi dalam verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia. Akan tetapi dengan adanya IPL indonesia terhindar dari sangsi AFC. [31]

Kepengurusan

Ketua umum

Saat ini, masa jabatan Ketua Umum PSSI adalah 4 tahun. Berikut adalah daftar Ketua Umum PSSI:
No Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Soeratin Sosrosoegondo 1930 1940
2 Artono Martosoewignyo 1941 1949
3 Maladi 1950 1959
4 Abdul Wahab Djojohadikoesoemo 1960 1964
5 Maulwi Saelan 1964 1967
6 Kosasih Poerwanegara 1967 1974
6 Bardosono 1975 1977
7 Moehono 1977 1977
8 Ali Sadikin 1977 1981
9 Sjarnoebi Said 1982 1983
10 Kardono 1983 1991
11 Azwar Anas 1991 1999
12 Agum Gumelar 1999 2003
13 Nurdin Halid 2003 1 April 2011
* Agum Gumelar
(Ketua Komite Normalisasi PSSI)
1 April 2011 9 Juli 2011
14 Djohar Arifin Husin 9 Juli 2011 Petahana (Masa habis 2015)

Wakil ketua umum

Saat ini, wakil ketua umum PSSI dijabat oleh Farid Rahman.[32]

Komite eksekutif

Saat ini, komite eksekutif diisi oleh sembilan orang anggota, yaitu:[33][34]
  • Bob Hippy
  • Erwin Dwi Budiawan - (Dipecat dari EXCO)
  • La Nyala M. Mattalitti - (Dipecat dari EXCO)
  • Mawardy Nurdin
  • Robertho Rouw - (Dipecat dari EXCO)
  • Sihar Sitorus
  • Tony Apriliani - (Dipecat dari EXCO)
  • Tuty Dau
  • Widodo Santoso
Keterangan: keempat pejabat tersebut mengundurkan diri dari jabatannya dan membentuk KPSI pada tanggal 5 Desember 2011.

Sekretariat jenderal

Saat ini, posisi sekretaris jenderal diisi oleh Saleh Ismail Mukadar dan Tri Goestoro. Tri Goestoro mengundurkan diri (3/9/2012) dan diganti oleh Halim Mahfudz.

Wakil Sekretariat jenderal

Saat ini, posisi wakil sekretaris jenderal diisi oleh Hadiyandra dan Tondo Widodo.

Bendahara Sekretariat jenderal

Saat ini, posisi Bendahara Sekretariat jenderal dijabat oleh Zulkifli Nurdin Tanjung.

Wakil Bendahara Sekretariat jenderal

Saat ini, posisi Wakil Bendahara Sekretariat jenderal dijabat oleh Husni Hasibuan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Mimpi Manis Piala Dunia 1938, Kompasiana.com
  2. ^ 'Voetbal' di Batavia, Kompas.com
  3. ^ "Nurdin Halid Divonis Dua Tahun Penjara ", (Antara), 14 September 2007. Diakses pada 9 Desember 2010.
  4. ^ "Article 32. Composition". Standard Statutes. FIFA. hlm. 29. http://www.fifa.com/mm/document/affederation/federation/standard_statutes_en_1609.pdf. Diakses pada 9 Desember 2010. "The members of the Executive Committee shall be no older than … [age to be completed by the Association] and no younger than … [age to be completed by the Association]. They shall have already been active in football, must not have been previously found guilty of a criminal offence and have residency within the territory of X."
  5. ^ a b "PSSI Harus Harus Hindari Munaslub ", (Okezone), 2 November 2007.
  6. ^ "Praktisi Olahraga: Nurdin Halid Harus Mundur Dari PSSI ", (Kapanlagi.com), 19 September 2007.
  7. ^ "Nurdin Harus Segera Dicopot ", (Kompas), 26 Maret 2008.
  8. ^ "Pengda PSSI DKI Setuju Desak Nurdin Mundur ", (Goal.com), 8 Mei 2008.
  9. ^ a b c "Nurdin Halid Menolak Mundur dari PSSI ", (Antara), 2 November 2007.
  10. ^ a b "Ketua KONI: PSSI Harus Pilih Ketua Baru ", (Tempo), 2 November 2007.
  11. ^ "Menegpora Minta KONI Desak FIFA Soal Status Ketua Umum PSSI ", (Okezone), 1 November 2007.
  12. ^ "FIFA Ancam Jatuhkan Sanksi Kepada PSSI ", (Tempo), 2 November 2007.
  13. ^ "Nurdin Halid Menolak Mundur dari PSSI ", (Tempo), 2 November 2007.
  14. ^ a b "Lindungi Indonesia dari Godaan Nurdin yang Terkutuk ", (Tribun News), 5 Desember 2010.
  15. ^ "Soal Statuta FIFA, Nurdin Punya Kartu Truf ", (Okezone), 31 Maret 2010.
  16. ^ "Inilah Rapor Merah Nurdin Halid ", (Goal.com), 7 Maret 2010.
  17. ^ "Nurdin Langsung Aktif sebagai Ketua PSSI ", (Okezone), 27 November 2008.
  18. ^ "Sebanyak 17 Klub Ikuti Deklarasi Liga Primer Indonesia". republika.co.id. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/10/10/24/142170-sebanyak-17-klub-ikuti-deklarasi-liga-primer-indonesia. Diakses pada 20 Januari 2011.
  19. ^ a b "Kompetisi Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal! ", (PSSI), 3 Januari 2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
  20. ^ "PSSI Sebut LPI Kompetisi Ecek-Ecek ", (Tempointeraktif), 24 Oktober 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  21. ^ "PSSI: "LPI Sama dengan Tarkam" ", (Yahoo! Indonesia), 1 Oktober 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  22. ^ "Nugraha: LPI Kompetisi Banci! ", (Kompas), 30 Desember 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  23. ^ Andreas Nugroho. "Pemerintah izinkan Liga Primer ", (BBC Indonesia), 6 Januari 2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
  24. ^ "Ikut LPI, Tiga Klub Superliga Didegradasi ", (Goal.com), 30 Desember 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  25. ^ "Tempointeraktif.Com - Tiga Klub LPI Tak Diundang ke Kongres PSSI". tempointeraktif.com. http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2011/01/19/brk,20110119-307301,id.html. Diakses pada 20 Januari 2011.
  26. ^ a b "PSM Tetap Ke Kongres PSSI - Goal.com". goal.com. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/01/19/2313287/psm-tetap-ke-kongres-pssi. Diakses pada 20 Januari 2011.
  27. ^ "KOMPAS bola - Bojonegoro, Persema, PSM, dan BOPI". bola.kompas.com. http://bola.kompas.com/read/2011/01/20/10221482/Bojonegoro..Persema..PSM..dan.BOPI. Diakses pada 20 Januari 2011. ""Dalam Statuta PSSI, Pasal 17 mengenai pemecatan disebutkan: 1. Kongres dapat memecat anggota jika: a. Anggota tidak memenuhi kewajiban keuangannya kepada PSSI; b. Anggota secara serius telah melanggar Pedoman Dasar, peraturan-peraturan, instruksi atau keputusan-keputusan FIFA, AFC, dan PSSI. 2. Pemecatan menjadi sah apabila kongres dihadiri oleh suara terbanyak mutlak (50 % + 1) dari anggota yang mempunyai hak suara dan 3/4 (tiga per empat) dari yang hadir menyetujui pemecatan tersebut. ""
  28. ^ Kongres PSSI Pekanbaru Kembali Ricuh
  29. ^ Normalisation Committee in Indonesia, FIFA.com, 4 April 2011. Diakses pada 12 April 2011.
  30. ^ http://bola.vivanews.com/news/read/256112-rapor-merah-100-hari-pssi-era-djohar-arifin
  31. ^ http://bola.vivanews.com/news/read/256112-rapor-merah-100-hari-pssi-era-djohar-arifin
  32. ^ Meylan Fredy Ismawan. "Farid Rahman Dampingi Djohar Arifin Husin ", (detikSport), 9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.
  33. ^ Meylan Fredy Ismawan. "Sembilan Anggota Exco PSSI Sudah Terpilih ", (detikSport), 9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.
  34. ^ Irvan Beka. "Daftar Anggota Komite Eksekutif Terpilih ", (VIVAnews), 9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.

Pranala luar

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto
Danjen Kopassus ke-15
Masa jabatan
1 Desember 1995 – 20 Maret 1998
Presiden Soeharto
Didahului oleh Subagyo Hadi Siswoyo
Digantikan oleh Muchdi Purwoprandjono
Panglima Kostrad ke-22
Masa jabatan
20 Maret 1998 – 22 Mei 1998
Presiden Soeharto
B.J. Habibie
Didahului oleh Soegijono
Digantikan oleh Johny Lumintang
Informasi pribadi
Lahir Prabowo Subianto Djojohadikusumo
17 Oktober 1951
Jakarta, Indonesia
Kebangsaan  Indonesia
Partai politik Gerindra
Suami/istri Siti Hediati Hariyadi (1983-1998)
Anak Didiet Prabowo
Profesi Perwira militer, politisi, pengusaha
Agama Islam
Dinas militer
Dinas/cabang Lambang TNI AD.png Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Masa dinas 1974–1998
Pangkat Letjen pdh ad komando.png Letnan Jenderal
Pertempuran/perang Operasi Seroja
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma
Penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Satyalancana Kesetiaan XVI
Satyalancana Seroja Ulangan–III
Satyalancana Raksaka Dharma
Satyalancana Dwija Sistha
Satyalancana Wira Karya
Bintang Yudha Dharma Nararya
Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951; umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha, politisi, dan mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946. Keluar sebagai lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974, Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983. Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima Kostrad dua bulan sampai kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.

Kehidupan pribadi


Prabowo (berdiri di kanan atas) bersama keluarganya.
Prabowo adalah putra dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo (yang merupakan begawan ekonomi Indonesia) dan Dora Marie Sigar, atau lebih dikenal dengan nama Dora Soemitro.[1] Ia juga merupakan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPA pertama. Prabowo Subianto dinamai menurut Soebianto Djojohadikoesoemo, pamannya yang gugur dalam Pertempuran Lengkong. Ia memiliki dua kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo.
Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur, Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963-1964, SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967. Pada tahun 1970, barulah ia masuk ke Akademi Militer Nasional, Magelang.[2]
Prabowo adalah keturunan Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu) yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.[3] Selain itu, garis keturunannya dapat ditilik kembali ke sultan-sultan Mataram.[4]
Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada bulan Mei 1983 dan berpisah pada tahun 1998, tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.[5][6] Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Ragowo "Didiet" Hediprasetyo[2]. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis sebagai seorang desainer.[7]

Karier militer

Prabowo mengawali karier militernya pada tahun 1970 dengan mendaftar di Akademi Militer Magelang. Ia lulus pada tahun 1974, satu tahun setelah Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia saat ini.[8]

Operasi di Timor Timur

Pada tahun 1976 Prabowo bertugas sebagai Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur, saat itu dia berumur 26 tahun dan merupakan komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala. Prabowo memimpin misi untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, wakil ketua Fretilin yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Timur. Dengan tuntunan Antonio Lobato yang merupakan adik Nicolau Lobato, kompi Prabowo menemukan Nicolau Lobato di Maubisse, lima puluh kilometer di selatan Dili. Nicolau Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978.[9]
Pada akhir tahun 1992, Xanana Gusmao berhasil ditangkap dalam operasi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Prabowo.[10] Informasi mengenai keberadaan Xanana Gusmao diperoleh dari sadapan telepon Ramos Horta di pengasingan.[10]

Di Kopassus

Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara. Pada tahun 1995, ia sudah mencapai jabatan Komandan Komando Pasukan Khusus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.[11]

Penyelamatan Mapenduma


Salah satu pencapaian Prabowo saat menjadi pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma. Saat itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka. Pada gambar ini, Prabowo menyalami salah satu peneliti yang berhasil dibebaskan.
Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman.[12] Namun, operasi ini dikritik karena menggunakan lambang Palang Merah pada helikopter putih untuk menipu anggota OPM.[4][13]

Pengibaran bendera di Puncak Everest

Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Gunung Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto.[14] Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding, Nepal.

Pengamanan 1998

Sebagai Pangkostrad yang membawahi pasukan cadangan ABRI yang jumlahnya cukup besar pada waktu itu (sekitar 11 ribu prajurit[15]) , Prabowo dimintai pertolongan oleh Panglima Kodam Jaya untuk mengamankan Jakarta yang berada dalam suasana kacau.[16] Permintaan ini dipenuhi Prabowo dengan membantu mengamankan sejumlah bangunan penting, khususnya rumah dinas Wakil Presiden B.J. Habibie di Kuningan.[17]
Meskipun akhirnya perannya ini kemudian menimbulkan kontroversi, namun ia juga mengambil beberapa langkah penting yang menentukan arah reformasi pada waktu itu. Antara lain ia berhasil membujuk Amien Rais untuk membatalkan rencana doa bersama di Monas.[18] Ia juga bertanya kepada Habibie mengenai kesiapannya jika sewaktu-waktu Soeharto turun, apakah siap menjadi Presiden, yang memberi sinyal kepada Habibie untuk bersiap menggantikan Soeharto.[19]
Selain itu pada 14 Mei 1998, Prabowo berinisiatif mengadakan silaturahmi dengan beberapa tokoh reformis seperti Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi, Rendra, Bambang Widjajanto, dan lain-lain.[20] Ia juga sempat didesak untuk memainkan peran seperti Suharto pada tahun 1965,[21] yang secara tegas ditolaknya karena merasa bahwa masih berada di bagian bawah jenjang protokoler kepemimpinan dalam masa genting, berbeda dengan peran Suharto waktu itu yang memungkinkan untuk mengambil kendali karena kosongnya kepemimpinan TNI selama hilangnya para jendral. Selain itu, ia menyatakan tidak ingin kudeta terjadi karena hanya akan menimbulkan kudeta-kudeta lainnya.[22]

Jabatan militer

Berikut adalah jabatan militer Prabowo Subianto:[23]
Tahun Jabatan
1976   Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha
1977   Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha
1983-1985   Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus
1985-1987   Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad
1987-1991   Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad
1991-1993   Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad
1993-1994   Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus
1994   Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus
1995-1996   Komandan Komando Pasukan Khusus
1996-1998   Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus
1998   Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat
1998   Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI

Akhir karier militer


Jabatan Pangkostrad Prabowo digantikan pada tanggal 23 Mei 1998 (Foto: Jakarta Post)
Prabowo diberhentikan sebagai Pangkostrad pada tanggal 22 Mei 1998 oleh Presiden Habibie karena menggerakan pasukan Kostrad dari berbagai daerah menuju Jakarta di luar komando resmi Panglima ABRI saat itu, Wiranto, sehari setelah Habibie diangkat menjadi Presiden menggantikan Soeharto. Kemudian Prabowo digantikan oleh Johny Lumintang yang hanya menjabat sebagai Pangkostrad selama 17 jam, dan kemudian digantikan oleh Djamari Chaniago.[24] Setelah pemecatan tersebut, Prabowo menemui Presiden Habibie, dan sempat terlibat perdebatan yang sengit. Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat. Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Dalam sidang tersebut, Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab Wiranato agar Prabowo dipecat. Hal itu dianggap sebagai akhir karier militer Prabowo.[25] Pembicaraan tersebut dibantah oleh Prabowo.[26] Pada Pilpres 2009 ketika Prabowo dicalonkan sebagai cawapres Megawati, Ketua DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, juga membantah bahwa Prabowo dipecat dari Pangkostrad, melainkan diberhentikan dengan hormat.[27][28] Sementara itu pada 2012 dalam acara Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)[29] Prabowo mengakui bahwa dia dipecat oleh Habibie.[30]

Karier bisnis

Prabowo memiliki dan memimpin dua puluh tujuh perusahaan di Indonesia dan di luar negeri.[31] Ia adalah Presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan.
Setelah meninggalkan karier militernya, Prabowo memilih untuk mengikuti karier adiknya, Hashim Djojohadikusumo, dan menjadi pengusaha. Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Suharto.[32] Prabowo membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp 1,8 triliun dari Bank Mandiri.[33]
Selain mengelola Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.[32]
Pada Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 triliun dan US$ 7,57 juta,[34] termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 miliar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300.[35] Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 miliar.[36]
Namun, pada tahun 2011, dilaporkan bahwa PT Kertas Nusantara memiliki 161 kreditor, yang terdiri terdiri dari 136 kreditor konkuren, 18 kreditor istimewa, dan 7 kreditor separatis.[37] Berdasarkan verifikasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha, total utang Kertas Nusantara pada saat itu mencapai Rp 14,31 triliun.[37] Bahkan pada tanggal 9 Juni 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memerintahkan kepada PT Kertas Nusantara agar membayar utang sebesar Rp 142 miliar kepada PT Multi Alphabet sebagai salah satu kreditor dalam waktu 45 hari, dan bila tidak Kertas Nusantara terancam dinyatakan bangkrut.[37] Namun, pada tanggal 21 Juli 2011, PT Kertas Nusantara selamat dari ancaman kebangkrutan setelah 89% kreditor setuju untuk memberikan perpanjangan masa pembayaran utang.[38]
Pada tanggal 20 Januari 2014, Tempo melansir pernyataan dari Ketua SP Kahutindo PT Kertas Nusantara, Indra Alam, bahwa PT Kertas Nusantara kembali diterpa masalah karena sekitar 600 karyawan PT Kertas Nusantara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berunjuk rasa menuntut gaji yang belum dibayarkan selama lima bulan[39] Tempo juga memberitakan bahwa buruh mengancam tidak akan memilih Prabowo dan menggelar aksi di Bundaran HI.[40] Namun berita ini kemudian dibantah sendiri oleh Indra Alam sebagai pemberitaan palsu. Ia merasa tidak pernah menyatakan bahwa ia mengajak buruh untuk berdemonstrasi di Bundaran HI dan memboikot Prabowo dalam pemilu. Terkait ancaman ini, manajemen PT Kertas Nusantara juga mengkonfirmasi bahwa masalah utang gaji telah diselesaikan sejak Maret 2014.[41] Direktur PT Kertas Nusantara Winston Pola pernah menyatakan meminta maaf dan menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kesulitan keuangan karena pabrik yang tidak beroperasi dengan kapasitas penuh pada pertengahan tahun 2013.[42]

Organisasi nonpemerintah

Prabowo terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI periode 2004-2009 dan periode berikutnya 2010-2015.[43] Selain itu, Prabowo juga mendirikan beberapa organisasi masyarakat seperti Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia dan Asosiasi Pencak Silat Indonesia.[31]

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional. Didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian utama.
Pada tanggal 5 Desember 2004, Prabowo terpilih sebagai ketua umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) mengalahkan Setiawan Djodi dan Ja'far Hafsah.[44][45] Pada saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo Subianto kembali terpilih sebagai Ketua Umum 2010-2015 secara aklamasi. 32 dari 33 Dewan Pimpinan Daerah menerima laporan pertanggungjawaban Prabowo dan meminta agar Prabowo kembali memimpin HKTI.[46]

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) adalah organisasi independen yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan pedagang pasar Indonesia. Pada tanggal 6 Agustus 2008, Munas APPSI secara aklamasi memilih Prabowo sebagai ketua umum APPSI untuk periode 2008-2013. Prabowo terpilih setelah mendapat dukungan dari 29 Dewan Pimpinan Wilayah tingkat provinsi dan 199 Dewan Pimpinan Daerah tingkat kabupaten.[47]
Selaku Ketua Umum APPSI, Prabowo kerap menyuarakan agar pemerintah membatasi hipermarket dengan mengatur jaraknya agar tidak merugikan pedagang kecil. "Selama ini pedagang pasar tradisional selalu dianaktirikan sehingga ketika pasar modern didirikan para pemilik modal pedagang pasar harus rela dibubarkan karena ada pembongkaran", cetus Prabowo.[48]

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)


Prabowo membuka turnamen pencak silat SEA Games 2011 di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi kegiatan pencak silat secara resmi, antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.
Prabowo pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IPSI tahun 2004. Pada Munas PB IPSI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, tanggal 27 Februari 2012, Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Ketua Umum PB IPSI.[49] Pada SEA Games 2011 di Jakarta, cabang olah raga pencak silat berhasil mendapatkan juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingkan.[50]

Karier politik

Pemilu 2004

Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.[51]

Pendirian Partai Gerindra

Prabowo, bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra pada tanggal 6 Februari 2008. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Partai tersebut meraih 4.646.406 suara (4,46 %) dan menempatkan 26 orang wakilnya di DPR RI pada Pemilu legislatif Indonesia tahun 2009.[52]

Pemilu 2009

Pada 9 Mei 2008, Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu 2009 pada KPU.[53] Namun, setelah proses tawar menawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Prabowo dan Megawati menandantangani Perjanjian Batu Tulis, yang menyatakan bahwa:[54]
  1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra mencalonkan Megawati sebagai calon presiden dan Prabowo sebagai calon presiden dalam pemilu 2009
  2. Bila terpilih, Prabowo dapat mengendalikan program dan kebijakan ekonomi Indonesia yang "berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial"
  3. Prabowo dapat menentukan orang yang akan menjadi Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan
  4. Pemerintah yang dibentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan delapan program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat
  5. Pendanaan untuk pemilu 2009 akan ditanggung 50% oleh Megawati dan 50% oleh Prabowo
  6. Megawati mendukung pencalonan Prabowo sebagai calon presiden pada pemilu 2014
Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'. Keduanya juga telah menyelesaikan persyaratan administratif KPU dan berkas laporan kekayaan ke KPK. Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.[55] Deklarasi ini menghabiskan ongkos Rp 962 juta.[56] Deklarasi ini juga mendapat perlawanan sejumlah organisasi pembela Hak Asasi Manusia yang berencana akan berunjuk rasa di sejumlah tempat.[56]
Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni Lembaga Survei Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis, CIRUS, Lembaga Riset Informasi, dan Quick Count Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, dan Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran. Hasil Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat. Megawati dan Prabowo tidak hadir dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengamanatkan bagi tiap pasangan calon untuk hadir dalam penetapan hasil Pilpres[57]

Pemilu 2014


Pada tanggal 17 Maret 2012, Prabowo menerima mandat dari 33 Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra untuk maju pada pemilihan presiden 2014. Pemberian mandat dilakukan di Desa Bojong Koneng, Jawa Barat.[58]
Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014.[59] Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat[60]
Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya,[61] tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas Partai Gerakan Indonesia Raya yang sangat rendah.[62]
Di Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014, Gerindra meraih posisi ketiga, hanya sedikit selisih suara dibanding PDIP dan Golkar, yaitu 11,58 persen, sementara PDIP meraih 19,52 persen dan Golkar 15,22 persen berdasarkan perhitungan cepat Kompas hingga 9 April 2014.[63]
Prabowo Subianto hadirkan "Enam Program Aksi Transformasi Bangsa" dalam kampanyenya; apabila terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, ia ingin membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur, melaksanakan ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamatan sumberdaya air, meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya, membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup, dan membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.[64]
Setelah meningkatnya popularitas dan elektabilitas Prabowo di berbagai lembaga survei dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, ia terus diserang kampanye hitam dan opini negatif[65] antara lain beredarnya uang kertas pecahan Rp50.000 yang diberi cap dengan tulisan "Prabowo: Satria Piningit, Heru Cakra Ratu Adil" dan penghembusan kembali isu stigmatisasi atas tudingan keterlibatan, bahkan nama Prabowo juga disebut-sebut sebagai dalang penculikan aktivis pro demokrasi 1997/1998, penembakan mahasiswa Trisakti, otak penggerak Kerusuhan Mei 1998 dan tuduhan hendak melakukan kudeta Mei 1998.[66] Prabowo juga dididuga berjanji akan memberikan satu miliar kepada setiap desa di Indonesia bila ia terpilih sebagai presiden.[67]

Dukungan kepada Kepala Daerah Populer

Selama kurun waktu 2012 hingga 2013, Gerindra secara mengejutkan mampu meloloskan dua anggotanya sebagai kepala daerah populer, yaitu Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung.[68] Keduanya diberi kebebasan besar untuk menjalankan tugasnya. Basuki Tjahaja Purnama dengan tegas menolak menjadi alat politik Gerindra karena telah diberitahu bahwa ia diwakafkan bagi Jakarta.[69] Namun ia sempat hadir di kampanye Gelora Bung Karno.[70]

Gelar kehormatan

Marga Lumban Tobing

Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo juga diterima sebagai anggota marga tersebut.[71] Penganugerahan marga tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention Center, Medan.[72]

Gelar adat Tongkonan

Pada tanggal 28 Desember 2011, Prabowo menerima gelar adat Tongkonan dari masyarakat adat desa Siguntu, Rantepao, Toraja Utara.[73] Pemberian gelar adat yang dibarengi dengan upacara duka Rambu Solo disaksikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang, Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen Muhammad Nizam, Bupati Tanah Toraja Theofillus Allorerung, Bupati Toraja Utara Frederik Batti Sorring beserta ribuan warga setempat.

Kegiatan filantropis

Menyekolahkan dan merekrut lulusan luar negeri

Prabowo dikenal senang menyekolahkan talenta Indonesia ke luar negeri dan juga menawari posisi tinggi kepada mereka yang telah lulus. Salah satu contohnya adalah Sudaryono, sekretarisnya, alumnus SMA Taruna Nusantara yang bersekolah ke Jepang atas biaya Kementrian Pertahanan, namun ditolak saat melamar masuk ke TNI Angkatan Laut. Ia mengajak Sudaryono bergabung dan mendapat posisi penting di lingkaran dalam. Selain itu ia juga berhasil membujuk Dirgayuza yang hampir mendapat karier politik di Australia, namun diminta bergabung dengan Gerindra.[74]

Kontroversi Pembebasan Wilfrida Soik

Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur menilai, Prabowo berperan besar dalam pembebasan Wilfrida Soik dari hukuman mati di Pengadilan Kota Bahru, Kelantan, Malaysia.[75] Prabowo menunjuk pengacara Malaysia Tan Sri Mohammad Syafei untuk membela Wilfrida Soik. Wilfrida adalah buruh asal Nusa Tenggara Timur yang diberangkatkan secara ilegal. Wilfrida didakwa hukuman mati karena membunuh majikannya, Yeap Seok Pen pada tanggal 7 Desember 2010.[76]
Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah meminta Prabowo Subianto tidak mengklaim bebasnya Wilfrida Soik karena hasil kerjanya sendiri. Menurut dia, bebasnya buruh migran Indonesia di Malaysia itu dari ancaman hukuman mati merupakan hasil kerja banyak pihak. Migrant Care dan pemerintah melalui KBRI Malaysia telah mengawal kasus Wilfrida Soik sejak empat tahun. Menurutnya, Migrant Care tak pernah absen untuk menemani Wilfrida dalam sidang sejak 2010. Mereka pun mendorong agar KBRI menyiapkan pengacara dan penerjemah untuk TKI asal Atambua itu. Mereka berupaya meyakinkan bahwa Wilfrida masih tergolong anak-anak saat peristiwa pembunuhan terjadi dan merupakan korban perdagangan manusia. Sedangkan Prabowo, menurut Anis, baru ikut membantu belakangan dengan mengirim advokat Muhammad Shafee Abdullah untuk mendampingi sidang Wilfrida, sehingga menambah jumlah pengacara yang sudah disediakan KBRI.[77]

Citra personal

Seperti calon presiden lainnya, Prabowo memiliki tampilan unik yang mudah dikenali dengan baju warna khaki dengan banyak kantong. Ini membuat ia dianggap mengingatkan masyarakat kepada sosok Sukarno dan Syahrir. Ia sendiri menyatakan menyukai setelan ini karena alasan kepraktisan. Prabowo mulai sering mengenakannya saat berpasangan dengan Megawati di Pilpres 2009.[78]
Selain pakaian khaki, ia juga sangat dikenal akibat kampanyenya di Gelora Bung Karno yang menggunakan kuda. Penampilannya ini membuat ia banyak dibahas di media sosial.[79]

Kontroversi

Manuver saat Orde Baru

Dengan menggunakan koneksi dengan Presiden Soeharto, Prabowo dan saudaranya dianggap mencoba membungkam kritik jurnalistik dan politik pada tahun 1990-an.[80] Hasyim gagal menekan Goenawan Mohamad agar menjual koran Tempo kepadanya.[80] Ketika menjabat sebagai letnan kolonel, Prabowo mengudang Abdurrahman Wahid ke markas batalionnya pada tahun 1992 dan memperingatinya agar hanya berkecimpung dalam bidang agama dan tidak menyentuh politik, atau ia harus menghadapi akibatnya bila melanjutkan oposisi terhadap Soeharto.[81] Ia juga memperingatkan Nurcholish Madjid (Cak Nur) agar mengundurkan diri dari Komite Independen Pemantau Pemilu, yaitu badan pengawas pemilu yang didirikan oleh Goenawan Mohamad.[82]

Konflik dengan LB Moerdani

Prabowo termasuk tokoh kontroversial di Indonesia.[83] Pada tahun 1983, Prabowo, menurut Sintong Panjaitan, terlibat perselisihan dengan beberapa jenderal yang dianggap akan mengkudeta Suharto. Sampai pada akhirnya pada bulan Maret 1983, di Datasaemen 81, Prabowo diceritakan mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani yang diduga hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto, namun upaya ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.[84]
Mayor Luhut memerintahkan pembatalan aksi tersebut dan memerintahkan agar senjata dan alat komunikasi diamankan. Ancaman kudeta tersebut akhirnya tidak terbukti, dan Prabowo dianggap dalam keadaan stress dan diberikan cuti.[85]
Namun Prabowo membantah cerita versi Sintong Panjaitan ini dengan tertawa . Menurutnya, tidak masuk akal seorang kapten bisa memimpin pasukannya untuk melawan dan menculik jenderal. Ia dengan tenang mengatakan bahwa tiap kali ada buku baru, pasti ada tuduhan kudeta baru yang dialamatkan kepada dirinya, dan membiarkan tiap orang dengan versi ceritanya masing-masing.[85]
Pada tahun 1988, Prabowo kembali berhadapan dengan LB Moerdani. Menurut cerita versi Kivlan Zen, menjelang Sidang Umum MPR/RI pada tahun 1988, beredar kabar bahwa LB Moerdani akan memanfaatkan posisinya sebagai Panglima ABRI untuk mendapat dukungan dari Fraksi ABRI agar bisa maju menjadi Wakil Presiden. Prabowo Subianto segera melaporkan dugaan ini kepada Suharto. Suharto menerima masukan ini dan mengganti Panglima ABRI dengan Jendral Try Soetrisno, sehingga akhirnya jabatan Wakil Presiden jatuh ke tangan Soedharmono.[85]
Penggantian LB Moerdhani memunculkan kekhawatiran kudeta. Maka menurut Kivlan Zen, Prabowo menyiapkan 1 Batalyon Kopassus, Batalyon Infanteri Linud 328, Batalyon Infanteri 303, Batalyon Infanteri 321, Batalyon Infanteri 315. Satu batalyon umumnya berkekuatan 700 personel. Meskipun akhirnya kkhawatiran tersebut tidak terbukti, namun memperlihatkan besarnya pengaruh Prabowo di ABRI dan terhadap keputusan seorang Presiden Indonesia pada masa tersebut.[85]

Dugaan pelanggaran HAM di Timor Timur

Pada tahun 1990-an, Prabowo terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia dituduh menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil di Timor Timur.[86] Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Syahnakri, di kantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Adang Ruchiatna.[86][87] Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan dan agar Prabowo dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.[88] Menurut pakar Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana.[89]
Prabowo juga diduga terlibat dalam peristiwa pembantaian Kraras yang terjadi pada tahun 1983 di Timor Timur.[90][91] Prabowo sendiri membantah dan menyebutnya sebagai tuduhan tak berdasar.[92] Sementara itu, seperti yang tertulis dalam sebuah dokumen yang dibawa dari Dili ke Lisbon pada Juni 1989 oleh seorang pengungsi, dua puluh orang ditembak mati oleh tentara-tentara yang berada di bawah komando Prabowo di wilayah Bere-Coli, Baucau, antara 12 hingga 15 April 1989.[93]

Kontroversi selama periode 1997-1998

Penculikan aktivis

Pada tahun 1997, Prabowo diduga kuat mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi.[94] Setidaknya 14 orang,[95] termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang.[96] Mereka diyakini sudah meninggal.[97] Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut karena menurutnya hal tersebut merupakan hal yang benar menurut rezim saat itu.[98][99] Prabowo hanya mengakui menculik 9 orang aktivis pada saat itu, yang semuanya telah ia kembalikan dalam keadaan hidup. Sementara 13 orang sisanya, ia tidak tahu-menahu. Pernyataan ini dikuatkan oleh Pius Lustrilanang, yang mengaku telah dimintai maaf oleh Prabowo dan kini menjadi anggota DPR dari Partai Gerindra.[100]
Sementara saat mengumumkan pembebastugasan Prabowo, Jenderal TNI Wiranto menyatakan bahwa Prabowo dapat diadili karena adanya bukti keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan aktivis ini.[101] Namun demikian, Prabowo masih belum diadili atas kasus tersebut hingga sekarang walau anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara.[102][103] Sementara itu, Prabowo dan koleganya, Sjafrie Syamsuddin, tidak pernah memenuhi Panggilan Komnas HAM yang berusaha untuk mengusut kasus tersebut.[104][105] Pengakuan mengejutkan datang dari Kivlan Zen yang pada masa 1998 setia kepada Prabowo. Ia mengaku mengetahui pasti di mana keberadaan 13 orang aktivis yang dipermasalahkan, dan tahu pasti mereka telah dibunuh. Kivlan Zen menantang dibukanya kembali kasus penculikan ini dan dia mengatakan seluruh hal yang diketahuinya. Ia menyatakan operasi penculikan 13 orang tersebut adalah perbutan pihak yang ingin mendiskreditkan Prabowo. Karena pernyataan ini, Komnas HAM didesak untuk membuka kembali penyelidikan atas kasus ini, namun Komnas HAM berkomentar bahwa itu hanyalah pernyataan pribadi Kivlan Zen. Secara resmi pernyataan Kivlan Zen sudah pernah dicatat dalam penyelidikan Komnas HAM dan kini sudah berada di Kejaksaan Agung.[106]

Tuduhan pernyataan pengusiran orang Tionghoa

Menurut Friend (2003), saat dampak krisis finansial Asia 1997 memburuk, Prabowo mengajak Muslim Indonesia untuk bergabung dengannya dalam melawan "pengkhianat bangsa".[107] Selain itu, dari wawancara Adam Schwarz dengan Sofjan Wanandi, Prabowo pernah mengatakan pada Sofjan bahwa ia siap "mengusir semua orang Tionghoa meskipun hal itu akan membuat ekonomi Indonesia mundur 20-30 tahun"[108] dan mengatakan "kamu Tionghoa Katolik mencoba menjatuhkan Suharto".[107] Sofjan sendiri membantah pernah berkata bahwa Prabowo akan mengusir semua orang Tionghoa dari Indonesia, dan menyatakan bahwa Schwarz hanya salah persepsi.[109]

Dugaan keterlibatan kerusuhan Mei 1998

Prabowo diduga kuat mendalangi kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.[110][111][112] Bahkan menurut Friend (2003), walaupun kubu Wiranto menekankan bahwa mereka tidak ingin pembantaian Tiananmen terjadi di Jakarta, kubu Prabowo memperingatkan Amien Rais bahwa militer tidak takut akan terjadinya "Tiananmen lain" dan "lautan darah" bila demonstrasi dilanjutkan.[113] Dugaan motif Prabowo adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan.[114] Dia juga masih belum diadili atas kasus tersebut.[115]
Prabowo mengklaim bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Prabowo mengaku sadar bahwa menghancurkan Tionghoa di Indonesia dapat merugikan Indonesia sendiri. Ia juga menyayangkan Menko Polkam Feisal Tanjung dan Panglima ABRI Wiranto yang menurutnya konsisten menyangkal tuduhan bahwa perintah membuat kerusuhan berasal langsung dari mereka atau Soeharto sebagai Panglima Tinggi. Prabowo meyakini bahwa perintah tersebut tidak dalam satu rangkaian komando karena atasannya senang bekerja secara melompat-lompat dalam berbagai tingkatan. Ia memastikan bahwa dirinya tidak pernah memperoleh perintah menyiksa orang.[116]
Pembelaan lebih lanjut dari pihak Prabowo adalah dia hanya menjalankan tugasnya sebagai Pangkostrad atas permintaan Panglima Kodam Jaya waktu itu yang mendapat perintah dari Mabes ABRI. Pada waktu itu permintaan Prabowo agar ia difasilitasi pesawat Hercules juga ditolak, sehingga ia terpaksa menggunakan Garuda dan Mandala atas biaya sendiri.[117]
Sementara terkait penembakan mahasiswa dalam peristiwa Trisakti, hasil uji balistik di Belfast, Irlandia Utara, memperlihatkan bahwa peluru tersebut berasal dari senjata milik Gegana, Polri, bukan tipe senjata yang digunakan oleh TNI. Penembakan itu juga tidak mungkin dilakukan oleh sniper karena peluru yang digunakan jenis kaliber 5,56mm, sementara senjata sniper berkaliber 7mm ke atas. Target penembakan juga acak, berbeda dengan pola penembakan sniper yang akan memilih pemimpin demonstrasi atau sasaran strategis tertentu.[117]

Isu kudeta

Pada pagi hari tanggal 22 Mei 1998, Wiranto melaporkan kepada B.J. Habibie bahwa telah terjadi pergerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta dan konsentrasi pasukan di kediaman Presiden B.J. Habibie tanpa sepengetahuan dirinya sebagai Panglima ABRI. Pergerakan pasukan tersebut diduga sebagai upaya kudeta dan oleh karena itu atas instruksi Presiden Habibie, Prabowo diberhentikan sebagai Panglima Kostrad.[118]
Di siang hari pada tanggal yang sama, Prabowo dihubungi Markas Besar Angkatan Darat perihal pemberhentiannya sebagai Panglima Kostrad. Prabowo langsung menghadap Presiden B.J. Habibie di istana untuk mendapat kepastian pemberhentiannya. Presiden B.J. Habibie mengatakan bahwa pemberhentiannya adalah permintaan langsung dari Soeharto dan ia akan ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat.[116] Sore harinya Prabowo menyerahkan jabatan Panglima Kostrad kepada Pangdiv I Kostrad Mayjen Johny Lumintang.[119]
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan pada bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya. “Keputusan mempercepat pensiun saya adalah sah,” ujarnya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”.[120]
Setelah Mei 1998, ia terbang ke Amman, Yordania.[121] Ia diisukan mendapat tawaran status kewarganegaraan dari Abdullah II.[122] Namun tawaran ini ditolaknya.[123] Pangeran Abdullah II yang kemudian pada 1999 menjadi Raja Yordania adalah kawan Prabowo di sekolah militer. Prabowo kembali ke Indonesia pada November 2001.[124]

Rujukan

  1. ^ Ibu Prabowo Meninggal di Singapura. Diakses dari situs berita kompas pada 5 Mei 2014
  2. ^ a b Daftar Riwayat Hidup Prabowo. Diakses dari situs KPU pada 30 Mei 2014
  3. ^ Hasanudin Aco (18 Oktober 2013). "Prabowo Tidak Rayakan Ulang Tahun dengan Pesta Meriah". tribunnews.com. Diakses 15 Mei 2013.
  4. ^ a b Bland, Ben (28 Juni 2013). "Lunch with the FT: Prabowo Subianto". Financial Times. Diakses 18 April 2014.
  5. ^ "Soal Calon First Lady, Prabowo: Tunggu Saja". Tempo. 10 Oktober 2013. Diakses 4 Mei 2014.
  6. ^ "Letjen Prabowo Dicopot". Banjarmasin Post. Diakses 8 Mei 2008.
  7. ^ Helmi, Kunang (6 Februari 2011). "Didit Meets Parisian Haute Couture’s Challenge". The Jakarta Post. Diakses 5 Mei 2014.
  8. ^ "Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono". presidenri.go.id. Diakses 5 Mei 2014.
  9. ^ Ken Conboy (2003). Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces. Equinox Publishing. ISBN 9789799589880.
  10. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. hlm. 276. ISBN 0-674-01137-6.
  11. ^ Conboy, Ken (2003). Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces. Equinox Publishing
  12. ^ Mapenduma (12 Januari 2004). "Membebaskan Sandera Cara Mapenduma". Tempo Interaktif. Diakses 28 Desember 2011.
  13. ^ Davis, Mark (12 July 1999). "Blood on the Cross". Four Corners, Australian Broadcasting Corporation.
  14. ^ "Ekspedisi Mount Everest". Kopassus. Diakses 18 April 2014.
  15. ^ Hendro Subroto (2009). Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando. Penerbit Buku Kompas. hlm. 25. ISBN 978-979-709-408-9.
  16. ^ Kata Jendral Kepercayaan Prabowo Soal Kerusuhan dan Kudeta 98: Isu Kudeta Prabowo. diakses dari situs berita Merdeka pada 16 Mei 2014
  17. ^ Kerusuhan mei 1998 Puncak Rivalitas Wiranto dan Prabowo. diakses dari situs berita Yahoo pada 16 Mei 2014
  18. ^ A. Pambudi (2009). Sintong dan Prabowo. Yogyakarta: Media Pressindo. hlm. 122. ISBN 9789797881146.
  19. ^ Catatan Rekam Jejak Prabowo Subianto. Diakses dari situs mosleminfo pada 16 Mei 2014
  20. ^ Kerusuhan Mei 98 dan Pertemuan Prabowo di Makostrad. Diakses dari situs berita merdeka.com pada 5 mei 2014
  21. ^ [http://www.tempo.co/read/news/2014/05/27/078580569/Alasan-TNI-Pecat-Prabowo-Kembali-Dipertanyakan Alasan TNI Pecat Prabowo Kembali Dipertanyakan. Diakses dari situs berita Tempo pada 30 Mei 2014
  22. ^ Fadli Zon Pernah Sarankan Prabowo untuk Kudeta. Diakses dari situs kiblat.net pada 5 Mei 2014
  23. ^ "Profil Pembina Utama". satriamudaindonesia.com. Diakses 27 January 2014.
  24. ^ Republika: Habibie Jelaskan Pencopotan Prabowo dari Pangkostrad, 30 Agustus 2013, diakses 28 Mei 2014
  25. ^ Didi Syafirdi, Merdeka: Dialog panas saat Habibie copot Prabowo sebagai Pangkostrad, 24 Oktober 2013, diakses 28 Mei 2014
  26. ^ Habibie, Detik-detik yang Menentukan, p. 102, Suara Merdeka: Detik-detik Pertemuan Prabowo-Habibie, 2 Oktober 2006, diakses 28 Mei 2014
  27. ^ Solopos: Gerindra bantah Prabowo dipecat TNI, 26 Mei 2009, diakses 29 Mei 2014
  28. ^ Kompas: Gerindra: Prabowo Diberhentikan TNI dengan Hormat 26 Mei 2009, diakses 28 Mei 2009
  29. ^ User:Jalansatusatu, Blog Kompasiana: Tentang Ungkapan Prabowo #Menyesal Saya Tidak Jadi Kudeta
  30. ^ Tribun: Prabowo Subianto: Saya Dipecat Pak Habibie, 18 Desember 2012, diakses 28 Mei 2014
  31. ^ a b Achmad (22 Januari 2014). "Profil Tokoh: Prabowo Subianto". pemilu.com. Diakses 24 Maret 2014.
  32. ^ a b Susanto, Heri (25 Mei 2009). "Pabrik Kertas Prabowo Terbesar di ASEAN". VivaNews. Diakses 4 Mei 2014.
  33. ^ Syafputri, Ella (7 Juli 2011). "Kejagung SP3 Kasus Kiani Kertas". Antara. Diakses 4 Mei 2014.
  34. ^ "KPU Umumkan Harta Kekayaan dan Dana Awal Kampanye Capres/Cawapres". KPU. 29 Mei 2009. Diakses 4 Mei 2014.
  35. ^ "Alamak! Kuda Prabowo Harganya Rp 3 Miliar". Kompas. 20 Mei 2009. Diakses 4 Mei 2014.
  36. ^ Syavira, Famega; Cheta Nilawaty, Tomi Aryanto (19 mei 2009). "Kekayaan Prabowo 1,7 Triliun". Tempo Interaktif. Diakses 27 januari 2010.
  37. ^ a b c Suprapto, Hadi; Nur Eka Sukmawati (21 Juli 2011). "Utang Perusahaan Prabowo Rp14,3 Triliun". VivaNews. Diakses 4 Mei 2014.
  38. ^ "PT Kertas Nusantara Lolos dari Ancaman Pailit". Tempo. 21 Juli 2011. Diakses 4 Mei 2014.
  39. ^ Hidayat, Firman (20 Januari 2014). "5 Bulan Tak Digaji Karyawan Prabowo Subianto Mogok". Tempo. Diakses 4 Mei 2014.
  40. ^ Karyawan Kertas Nusantara Ancam Tak Pilih Prabowo. Diakses dari situs berita Tempo pada 5 Mei 2014
  41. ^ Tak benar Karyawan PT Kertas Nusantara Ancam Prabowo, Tempo.co Terbitkan Berita Hoax. Diakses dari situs berita Tempo pada 5 Mei 2014
  42. ^ Suprapto, Hadi (25 Januari 2014). "Telat Bayar Gaji Karyawan, Direktur PT Kertas Nusantara Minta Maaf". VivaNews. Diakses 4 Mei 2014.
  43. ^ "Profil Prabowo Subianto". prabowocenter.com. Diakses 24 Maret 2014.
  44. ^ Tempointeraktif (3 Desember 2004). "Prabowo Ikut Bursa Calon Ketua HKTI". Tempointeraktif. Diakses 7 Oktober 2008.
  45. ^ Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. "Ketua Umum Prabowo Subianto". HKTI. Diakses 7 Oktober 2008.
  46. ^ Fadillah, Ramadhian (13 Juli 2010). "Prabowo Terpilih Secara Aklamasi Pimpin HKTI". Detik. Diakses 4 Mei 2014.
  47. ^ Suhendra (6 Agustus 2008). "Prabowo Subianto Jadi Ketua Asosiasi Pedagang Pasar". Detik. Diakses 4 Mei 2014.
  48. ^ "Prabowo: Batasi Pasar Modern!". Inilah. 8 Agustus 2008. Diakses 4 Mei 2014.
  49. ^ "Lagi, Prabowo Pimpin PB IPSI". Suara Merdeka. 27 Februari 2012. Diakses 4 Mei 2014.
  50. ^ "Sea Games, Indonesia Raih Juara Umum cabang Pencak Silat". Silat Indonesia. 18 November 2011. Diakses 4 Mei 2014.
  51. ^ Rachmat Muslim (27 Februari 2014). "Prabowo: Digemari Responden Survei". Yahoo News Indonesia. Diakses 9 April 2014.
  52. ^ Fakhrurozi (27 Februari 2014). "Gerindra: Pilihan Hashim dan Gagasan Prabowo". Yahoo News Indonesia. Diakses 9 April 2014.
  53. ^ (Indonesia) M. Rizal Maslan (9 Mei 2008). "Datangi KPU, Partai Gerindra Usung Prabowo Sebagai Capres". Detik.com. Diakses 7 Oktober 2008.
  54. ^ "Ini Isi Perjanjian Batu Tulis Antara-Megawati dengan Prabowo". Okezone. 18 Maret 2014. Diakses 4 Mei 2014.
  55. ^ "Deklarasi Mega-Pro 24 Mei di Bantar Gebang". Kompas. 18 Mei 2009. Diakses 4 Mei 2014.
  56. ^ a b "Deklarasi Megawati-Prabowo Mengundang Demo". Tempo Interaktif. 23 mei 2009. Diakses 27 januari 2010.
  57. ^ Pramono (25 Juli 2009). "Tak Ada Sanksi Untuk Mega-Prabowo". Tempo Interaktif. Diakses 27 Januari 2010.
  58. ^ Fakih, Masyur (9 Mei 2012). "Prabowo Resmi Jadi Capres Partai Gerindra". Republika. Diakses 4 Mei 2014.
  59. ^ Amri, Arfi Bambani; Anggi Kusumadewi, Suryanta Bakti Susila (11 Januari 2011). "Gerindra Pastikan Prabowo Maju 2014". VivaNews. Diakses 4 Mei 2014.
  60. ^ Gustaman, Yogi (12 Desember 2011). "Prabowo Siap Maju Capres 2014". Tribun News. Diakses 4 Mei 2014.
  61. ^ Firardy Rozy (2 November 2011). "Tidak Ada yang Setangguh Prabowo". rakyatmerdekaonline.com. Diakses 5 Mei 2014.
  62. ^ Arfi Bambani Amri; Anggi Kusumadewi (12 Januari 2011). "Ada Perjanjian PDIP Calonkan Prabowo di 2014?". news.viva.co.id. Diakses 5 Mei 2014.
  63. ^ Gerindra Posisi Ketiga, Prabowo Layak Diperhitungkan. Diakses dari situs berita Kompas pada 3 Mei 2014
  64. ^ "Prabowo Hadirkan 6 Program Aksi Transformasi Bangsa 2014-2019". Gatra News (gatra.com). 15 Juli 2013. Diakses 24 Maret 2014.
  65. ^ Julkifli Marbun (27 Januari 2014). "Ini Dia Kampanye Hitam untuk Capres Gerindra". Republika Online. Diakses 20 Mei 2014.
  66. ^ Alex Palit (4 Februari 2014). "Kampanye Hitam Buat Prabowo". tribunnews.com. Diakses 20 Mei 2014.
  67. ^ Sudjianto, Sundari (17 Maret 2014). "Ini Surat Rp 1 Miliar dari Prabowo ke Kepala Desa". Tempo. Diakses 4 Mei 2014.
  68. ^ Kepemimpinan Ahok dan Ridwan Kamil Merupakan Kampanye Bagi Gerindra. Diakses dari situs Berita Metrotvnews pada 3 Mei 2014
  69. ^ Ahok Tolak Jadi Juru Kampanye Partai Gerindra. diakses dari situs Berita Satu pada 3 Mei 2014
  70. ^ Ahok Hadiri Kampanye Gerindra di GBK. diakses dari situs berita Detik pada 3 Mei 2014
  71. ^ "Prabowo Resmi Sandang Marga Lumban Tobing". KOMPAS. 17 Juni 2009. Diakses 22 Agustus 2010.
  72. ^ "Difasilitasi PPSLB, Prabowo Dikukuhkan Marga Lumban Tobing Nomor 15 Turunan Raja Sumurung". Sinar Indonesia Baru. 18 Juni 2009. Diakses 22 Agustus 2010.
  73. ^ "Prabowo terima gelar adat Toraja". Kantor Berita Antara. 28 Desember 2011. Diakses 29 Desember 2011.
  74. ^ Prabowo Pelihara Anak-Anak Muda Alumni Luar Negeri. Diakses dari situs berita Tempo pada 3 Mei 2014
  75. ^ Sigiranus Marutho Bere (7 April 2014). "Padma NTT: Terima Kasih Prabowo Telah Selamatkan Wilfrida Soik". Diakses 24 April 2014.
  76. ^ Rizki Puspita Sari (17 November 2013). "Prabowo Lobi Malaysia, Bantu Wilfrida Soik". Diakses 24 April 2014.
  77. ^ NUR ALFIYAH (8 April 2014). "Migrant Care: Wilfrida Bebas, Prabowo Baru Belakangan Ikut Bantu". Diakses 26 April 2014.
  78. ^ Soal Pakaian Khasnya, Ini Kata Prabowo. Diakses dari situs berita Tempo pada 3 Mei 2014
  79. ^ Antara Kampanye Kuda dan Prabowo. Diakses dari situs berita Boomee.co pada 3 Mei 2014
  80. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. hlm. 324. ISBN 0-674-01137-6.
  81. ^ Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. hlm. 203, 324. ISBN 0-674-01137-6.
  82. ^ "Surat Dari Redaksi" (Letter from the Editor), Tempo, 6–12 Oktober 98, hlm. 7; Adam Schwarz, A Nation in Waiting (Boulder: Westview Press, 2nd ed., 2000), hlm. 161–162, 320, 490n35.
  83. ^ Eros, Jarot (2007). Prabowo Sang Kontroversi - Kisah Penculikan, Isu Kudeta, dan Tumbangnya Seorang Bintang. Jakarta: Media Kita. ISBN 9797940365.
  84. ^ Subroto, Hendro (2009). Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 450–453. ISBN 9789797094089.
  85. ^ a b c d Berpangkat Kapten, Prabowo Berani Lawan Jendral Benny Moerdani. Diakses dari situs berita Merdeka pada 3 Mei 2014
  86. ^ a b Soempono, Femi Adi (2009). Prabowo dari Cijantung bergerak ke istana. Yogyakarta: Galang Press. hlm. 121. ISBN 9789797094089.
  87. ^ Lowry, Bob (2013). Timor Timur: The Untold Story by Lieutenant General Kiki Syahnakri (retd), Indonesian Armed Forces 10 (4). Australian Army Journal. hlm. 88.
  88. ^ East Timor International Support Center (4 November 1998). "Prosecute Prabowo for crimes against ETimorese people". Diakses 17 April 2014.
  89. ^ Wahjana, Juliani (5 Juni 2009). "Buyung Nasution: "Kasus HAM Prabowo Belum Selesai"". Diakses 17 April 2014.
  90. ^ "What ever happened in Kraras, Timor Leste, ‘Pak’ Prabowo?". 20 Desember 2013. Diakses 27 Maret 2014.
  91. ^ Anderson, Ben; Djati, Arief; Kammen, Douglas (Oktober 2003). "Interview with Mário Carrascaläo". Indonesia (Cornell University Southeast Asia Program) 76: 1–22.
  92. ^ "Letter to the editor: Prabowo clarifies". 27 Desember 2013. Diarsipkan dari aslinya pada tanggal 18 April 2014. Diakses 27 Maret 2014.
  93. ^ Taylor, John G. (1991). Indonesia's forgotten war: the hidden history of East Timor. London: Zed Books. hlm. 103. ISBN 9781856490153.
  94. ^ (Indonesia) Supriyanto, Agus (3 juni 2005). "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM". tempointeraktif. Diarsipkan dari aslinya pada tanggal 18 April 2014. Diakses 7 oktober 2008.
  95. ^ Lamb, David (24 Mei 1998). "Gen. Wiranto: From Brink of a Sacking to Strongman". Los Angeles Times. Diakses 17 April 2014. "Prabowo, 46, who attended the advanced officers training course at Ft. Bragg, N.C., in 1980 and wanted Wiranto's job as defense chief, was widely believed to be behind some of Indonesia's most flagrant human rights abuses. Among them are the disappearances of 14 student activists--five remain unaccounted for--and the supplying of provocateurs to encourage riots against ethnic Chinese merchants"
  96. ^ Progress Case Activists kidnapping in 1998. Kontras. Diakses 17 April 2014. "(...) but until 2004 there are still 14 people missing. They are Suyat, Yani afri, Sonny, M.Yusuf, Noval Alkatiri, Dedy Hamdun, Ismail, Bimo Petrus, Abdun Naser, Hendra Hambali, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin and Wiji Thukul"
  97. ^ Asydhad, Arifin (14 Juni 2005). "14 Korban Penculikan 1997-1998 Diyakini Sudah Meninggal". Detik. Diakses 17 April 2014.
  98. ^ "Penculikan Aktivis, Prabowo: Saya Tidak Ngumpet". 28 Oktober 2013. Diarsipkan dari aslinya pada tanggal 26 Maret 2014. Diakses 26 Maret 2014.
  99. ^ Progress Case Activists kidnapping in 1998. Kontras. Diakses 17 April 2014. "TNI Prabowo Subianto admitted that he gave an order to kidnap and he also admitted mistake in analyzing an order under the operational control and is willing to take responsibility."
  100. ^ Pernah Diculik Pius, Prabowo Tak Bersalah. Diakses dari situs berita Tempo pada 3 Mei 2014
  101. ^ Mydans, Seth (25 Agustus 1998). "Suharto's Son-in-Law, a Much-Feared General, Is Ousted". New York Times. Diakses 17 April 2014. "In announcing General Prabowo's discharge, the armed forces chief, Gen. Wiranto, said General Prabowo, 47, could face a court-martial as more evidence emerges about the abduction of more than two dozen dissidents earlier this year. At least 14 are missing and feared dead."
  102. ^ Fadillah, Ramadhian (14 November 2011). "Jenderal 08 Tak Kapok Dipecundangi". Detik. Diakses 17 April 2014.
  103. ^ Progress Case Activists kidnapping in 1998. Kontras. Diakses 17 April 2014. "Late 1998, a military court was held to prosecute 11 members of Kopasus (Mawar Team) who admitted the crime out of their own conscience. This team admitted of kidnapping 9 activits but was unable to reveal the whereabouts of the other 14 victims. The team also denied of torturing the victims. The defendants were sentence 15 to 26 months of imprisonment and release from TNI."
  104. ^ (Indonesia) Supriyanto, Agus (3 Juni 2005). "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM". tempointeraktif. Diakses 7 Oktober 2008.
  105. ^ (Indonesia) Maslan, M. Rizal (15 Juni 2005). "Komnas Panggil Wiranto, Prabowo & Sjafrie untuk Ketiga Kali". Detik. Diakses 18 April 2014.
  106. ^ Heboh Ucapan Karib Prabowo Soal Penculikan Wiji Tukhul dkk. Diakses dari situs berita Merdeka pada 3 Mei 2014
  107. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. hlm. 315. ISBN 0-674-01137-6. "Soon afterward, Sofyan had direct conversation with General Prabowo, the president's son-in-law, who had recently, in public, implored Muslims to join him in fighting "traitors to the nation""
  108. ^ Adam Schwarz, A Nation in Waiting (Boulder: Westview Press, 2nd ed., 2000), hlm.. 346–347, 496n133; wawancara, Sofyan Wanandi, 21 Oktober 98 (keduanya dalam Friend (2003), hlm. 315.
  109. ^ "Sofjan Wanandi bantah berkata Prabowo akan usir orang Cina.". Gres News. 19 Juli 2012. Diakses 18 April 2014. "Yang benar adalah Schwarz bertanya kepada saya, benarkah ekonomi Indonesia terpuruk pada 1997-1998 akibat ulah para etnis Tionghoa? Saya tak bilang Prabowo akan usir semua orang Cina. Mungkin Schwarts salah tangkap, dia salah persepsi,” kata pengusaha Tionghoa-Indonesia itu ketika dikonfirmasi gresnews.com"
  110. ^ Agus Supriyanto (3 juni 2005). "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM". tempointeraktif. Diakses 7 oktober 2008.
  111. ^ "Six years after, May 1998 tragedy still unresolved". The Jakarta Post. 13 Mei 2004. Diakses 18 April 2014. "A joint fact-finding team set up by the government alleged that the riots were part of a scenario engineered by former president Soeharto's son-in-law Prabowo Subianto, then the Army's Strategic Reserve Command (Kostrad) chief and most recently a Golkar Party presidential candidate before he lost the nomination, in his attempt to have martial law declared, which would allow him to take power amidst the national leadership crisis that ended with Soeharto's resignation on May 21."
  112. ^ Ester Indahyani Jusuf, dkk. KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA, DATA&ANALISA. 2005. Jakarta. Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda, APHI, dan TIFA.
  113. ^ Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. hlm. 342. ISBN 0-674-01137-6.
  114. ^ Billiocta, Ya'cob (30 Mei 2013). "Prabowo sebut kerusuhan Mei 1998 sedikit pengorbanan". Merdeka. Diakses 6 Mei 2014.
  115. ^ "Six years after, May 1998 tragedy still unresolved". The Jakarta Post. 13 Mei 2004. Diakses 18 April 2014. "To this day, no legal action has been taken against Prabowo over his alleged roles in the tragedy"
  116. ^ a b "Prabowo Ungkap Sekitar Lengsernya Soeharto -- Feisal & Wiranto Dalang Kerusuhan Mei 98". Jawa Pos Online. 28 Februari 2000. Diakses 18 April 2014.
  117. ^ a b Wiranto vs Prabowo Menguak Fakta Tragedi 1998. Diakses dari situs berita Kafegue.com pada 5 Mei 2014
  118. ^ Subroto, Hendro (2009). Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 11–14. ISBN 9789797094089.
  119. ^ "Habibie Jelaskan Pencopotan Prabowo dari Pangkostrad". Republika Online. 30 Agustus 2013. Diakses 18 April 2014.
  120. ^ “Buku Putih” Prabowo: Kesaksian Tragedi Mei 1998. 2000. Majalah Berita Populer “TOTALITAS”.Dikutip dari Majalah Asiaweek edisi 3 Maret 2000.
  121. ^ Hadad, Toriq; Wahyu Muryadi, Ahmad Fuadi, Purwani D. Prabandari (29 desember 1998). "Koneksi Prabowo di Negeri Gurun". Majalah Tempo (Tempo). Diakses 27 januari 2010.
  122. ^ [http://news.google.com/newspapers?nid=1309&dat=19981223&id=AVdIAAAAIBAJ&sjid=xRQEAAAAIBAJ&pg=2746,3575066 Prabowo Warned About Jordan Citizenship. dari koran News Strait 23 Desember 1998, hal 12 dari 29. Diakses dari arsip Koran News Strait pada 30 Mei 2014
  123. ^ [http://www.apnewsarchive.com/1998/Relative-of-Suharto-Probed/id-9808b406cb6872ad2c309c36a7de28bc Relative of Suharto Probed. Diakses dari situs arsip berita AP News Archive pada 30 Mei 2014
  124. ^ Amri, Arfi Bambani (17 April 2011). "9 Oktober 2008". VivaNews. Diakses 17 April 2014.

Pranala luar

Didahului oleh:
Siswono Yudohusodo
Ketua Umum
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia

5 Desember 2004 - sekarang
Diteruskan oleh:
masih menjabat
Didahului oleh:
Eddie M. Nalapraya
Ketua Umum
Ikatan Pencak Silat Indonesia

24 Agustus 2007 - sekarang
Diteruskan oleh:
masih menjabat
Didahului oleh:
Aries Muftie
Ketua Umum
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia

6 Agustus 2008 - sekarang
Diteruskan oleh:
masih menjabat
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
-
Ketua Dewan Pembina
Partai Gerakan Indonesia Raya

12 Juli 2008 - sekarang
Diteruskan oleh:
masih menjabat
Jabatan militer
Didahului oleh:
Subagyo H.S.
Danjen Kopassus
Desember 1995 - Maret 1998
Diteruskan oleh:
Muchdi PR
Didahului oleh:
Soegijono
Pangkostrad
20 Maret 1998 - 22 Mei 1998
Diteruskan oleh:
Johny J. Lumintang